Bagian dari aqidah seorang Muslim adalah meyakini yaumil qiyamah, adanya kehiidupan setelah kematian, bahwa ada hisab dan kesudahan neraka ataukah surga
Artinya, bila neraca keburukan kita memberati maka sengsara kesudahannya, namun apabila kebaikan yang terlihat maka kebahagiaan hakiki kesudahannya
Yang perlu dijelaskan, timbangan amal itu bukan didapat di akhirat tapi di dunia, disinilah kita mengumpulkan keburukan ataupun kebakan dengan amal kita
Bila amal itu sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, maka pastilah kebaikan upahnya, akan tetapi jika berlainan dengan syariat, maka pastilah buruk
Sama seperti pekerja yang dinilai berdasar daftar tugasnya, kita juga dinilai berdasarkan apa yang Allah turunkan, Kitabullah dan Sunnah, dan ini namanya diin, agama
Maka siapapun yang berdasarkan agama, pastilah dia baik dan jauh dari keburukan, sebab ia dituntun Allah dan Rasul-Nya. Bila ia menyelisihinya, pastilah buruk dunia-akhirat
Maka meminggirkan agama dari aktivitas dunia, sama dengan mengumpulkan timbangan keburukan kelak di yaumil qiyamah, menantang Allah Pencipta yang Mahatahu
Sedihnya, sekarang disinilah negeri kita ingin diarahkan oleh para penguasanya, sekulerisasi. Pemisahan agama dari hidup, agar agama hanya terkunci di dalam masjid saja
Ngerinya, saat ini kita diarahkan seolah-olah ketika kita bangga akan agama, lantas kita layak digelari dengan predikat makar, sementara penjual aset negara melenggang
Tapi, janji Allah itu takkan pernah Dia ingkari, senantiasa Allah akan mendatangkan generasi-generasi yang mencintai-Nya dan Dia mencintai mereka
Mereka tegas terhadap kekufuran dan saling menyayangi antara yang beriman, dan siap berkorban untuk kemuliaan Allah dan Rasul-Nya, akankah mereka itu adalah kita?
Ust. felixsiauw
Silahkan LIKE & SHARE jika dirasa bermanfaat.....
Artinya, bila neraca keburukan kita memberati maka sengsara kesudahannya, namun apabila kebaikan yang terlihat maka kebahagiaan hakiki kesudahannya
Yang perlu dijelaskan, timbangan amal itu bukan didapat di akhirat tapi di dunia, disinilah kita mengumpulkan keburukan ataupun kebakan dengan amal kita
Bila amal itu sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, maka pastilah kebaikan upahnya, akan tetapi jika berlainan dengan syariat, maka pastilah buruk
Sama seperti pekerja yang dinilai berdasar daftar tugasnya, kita juga dinilai berdasarkan apa yang Allah turunkan, Kitabullah dan Sunnah, dan ini namanya diin, agama
Maka siapapun yang berdasarkan agama, pastilah dia baik dan jauh dari keburukan, sebab ia dituntun Allah dan Rasul-Nya. Bila ia menyelisihinya, pastilah buruk dunia-akhirat
Maka meminggirkan agama dari aktivitas dunia, sama dengan mengumpulkan timbangan keburukan kelak di yaumil qiyamah, menantang Allah Pencipta yang Mahatahu
Sedihnya, sekarang disinilah negeri kita ingin diarahkan oleh para penguasanya, sekulerisasi. Pemisahan agama dari hidup, agar agama hanya terkunci di dalam masjid saja
Ngerinya, saat ini kita diarahkan seolah-olah ketika kita bangga akan agama, lantas kita layak digelari dengan predikat makar, sementara penjual aset negara melenggang
Tapi, janji Allah itu takkan pernah Dia ingkari, senantiasa Allah akan mendatangkan generasi-generasi yang mencintai-Nya dan Dia mencintai mereka
Mereka tegas terhadap kekufuran dan saling menyayangi antara yang beriman, dan siap berkorban untuk kemuliaan Allah dan Rasul-Nya, akankah mereka itu adalah kita?
Ust. felixsiauw
Silahkan LIKE & SHARE jika dirasa bermanfaat.....
0 comments:
Post a Comment